Kamis, 18 April 2013

MAKALAH TENTANG ALIRAN-ALIRAN ILMU FILSAFAT MODERN


MAKALAH TENTANG

ALIRAN-ALIRAN ILMU FILSAFAT MODERN

Kelompok 10









Disusun oleh:

1. Muhammad Hanif
2. Imam Al Fatah
3. Nazilaturrohmah












          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini
kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .........................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................3
Aliran ilmu filsafat..................................................................................3
1. Neo-Kantianisme..............................................................................3
2. Pragmatisme.....................................................................................3
3. Filsafat Hidup...................................................................................3
4. Fenomenologi...................................................................................3
5. Eksistensialisme................................................................................4
6. Neo-Thomisme………………………………………………........4
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan .......................................................................................8















BAB I
PENDAHULUAN



     
      A.   Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri kapan filsafat modern dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisi zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance  yang artinya lahir kembali. Dengan bergulirnya zaman dan terus abad berganti abad yang diisi dengan berbagai macam ragam filsafat sampai kepada abad ke-18 dan abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran : Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Positivisme, Evolutionisme, Idealisme (Jerman), Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
Dalam pembahasan makalah ini kami akan mengangkat pembahasan tentang Filsafat Abad Ke-19 dan ke-20 yang berisi tentang aliran filsafat Idealisme Jerman, Neo-Kantianisme, Filsafat Hidup dan Neo-Thomisme.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum yang diberikan oleh dosen pengajar Ibu Ani Maftuhah S.pdi. dan agar penulis lebih memahami tentang Filsafat Umum Modern sebagai penjelasan kelanjutan kelompok sebelumnya tentang aliran-aliran filsafat modern.

C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil metode kepustakaan yakni mengumpulkan buku-buku yang diperoleh dan internet.






BAB II
PEMBAHASAN


Aliran aliran ilmu filsafat modern
           

1.         Neo-Kantianisme
Banyak filosof jerman yang tidak puas terhadap materialism, Positifisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Dan gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband(1848-1915), Herman Cohen (1842-1918),Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).
Istilah Neo-kantianisme dipandang searti dengan kritikisme yang bergerak dalam dua aliran, yaitu realisme dan  prakmatisme, Pemikirannya lahir untuk mencari peranan yang dimainkan oleh akal budi manusia dalam proses mengetahui, dan nilai yang dapat dilekatkan kepada usaha mengetahui, dan mencari hubungan antara usaha mengetahui ini dengan dunia-luar. Pokok pembahasan neo-kantianisme membahasa teori pengetahuan yang harus dapat menerangkan bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda-beda, seperti: pengetahuan sehari-hari, pengetahua dalam ilmu pengetahuan positif dan filsafat, pengetahuan dalam moral serta pengetahuan estetik dalam agama serta teologi.

2.         Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatism adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bemanfaat secara praktis.
Tokohnya Wiliam james (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide idennya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi fisiologi dan filsafat.


Kelompok pragmatisme bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti bentuk-bentuk aliran materialisme, idealisme dan realisme. Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu filsafat telah keliru karena mencari hal-hal mutlak, yang ultimate, esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan sistem kelompok empiris, dunia yang berubah serta problema-problemanya, dan alam sebagai sesuatu dan manusia tidak dapat melangkah keluar daripadanya.







              William James memandang pemikirannya sendiri sebagai kelanjutan empirisme inggris, namun empirismenya bukan merupakan upaya untuk menyusun kenyataan berdasar atas fakta-fakta lepas sebagai hasil pengamatan. James membedakan dua macam bentuk pengetahuan :

a. Pengetahuan yang langsung diperoleh dengan jalan pengamatan

b. Pengetahuan tidak langsung yang diperoleh dengan melalui pengertian.

Kebenaran itu suatu proses, suatu ide dapat menjadi benar apabila didukung oleh peristiwa-peristiwa sebagai akibat atau buah dari ide itu. Oleh karena kebenaran itu hanya suatu yang potensial, baru setelah verifikasi praktis (berdasarkan hasil/buah pemikiran), kebenaran potensial menjadi real.
3.         Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941). Pada mulanya ia belajar matematika, dan fisika tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat.
Pemikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis.
Pemikiran filsafat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme, subjektivisme, dan Realitivisme.bahwa, tugas filsafat adalah memberikan pengaruh dalam tindakan hidup manusia. Untuk itu, filsafat tidak boleh berada dalam pemikiran metafisika yang tidak ada manfaatnya. Dengan demikian, filsafat harus berasaskan pada pengalaman, kemudian mengadakan penyelidikan, mampu memberikan suatu sistem norma-norma dan nilai-nilai.
4.         Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata Fenomen  yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semu.
perbedaan yang dibawakan oleh Kant antara fhenomenon atau penampakkan realitas kepada kesadaran, dan noumenon atau wujud dari realitas itu sendiri. Froblema untuk mengompromikan realitas dengan fikiran tentang realitas menjadi lebih sulit karena tidak dapat mengetahui realitas tanpa hubungan dengan kesadaran, dan tidak dapat mengetahui kesadaran tanpa hubungan dengan realitas. Seorang filosof itu mengabdikan diri untuk menembus rahasia, filosof fenomenologi berusaha untuk memecahkan dualisme itu. Ia memulai tugasnya dengan mengatakan : jika memang ada pemecahan soal, maka pemecahan tersebut berbunyi  “hanya fenomenologi yang tersajikan kepada kita dan oleh karena  itu kita harus melihatnya”. Sebagaimana yang telah dituliskan oleh Maurice Merleau-Ponty, “Fenomena adalah daftar-kesadaran-kesadaran sebagai tempatnya alam”



Dan yang lebih penting dalam filsafat fenomenologi sebagai sumber berpikir yang kritis. Tokohnya Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya max Scheler (1874-1928).
Pemikirannya, bahwa objek/benda harus di beri kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif.

5.         Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata  = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
Pelopornya adalah Soren Kierkegaard (1831-1855), martin Heidegger,J.P.Sarte, Karl japers, Gabriel Marcel.
Eksistensialisme, mengatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka. Para pendidik eksistensialis akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada apa yang telah dipelajari dan di-ketahui oleh anak didik, tetapi yang lebih penting adalah apa yang mampu mereka ketahui dan alami. Oleh karena itu mereka menolak pendidikan dengan sistem indoktrinasi.

6.         Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, Gereja katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan gereja terdapat semadam keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudian akhirnya menjadi suatu paham Thomas, yaitu : pertama: paham yang menganggap bahwa tujuan Thomas sudah sempurna. Sebagai tugas kita adalah memberikan tafsir sesuai dengan keadaan zaman. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna akan tetapi masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas. Sehingga sekarang perlu diadakan penyesuaian sehubungan dengan pekembangan ilmu pengetahuan Thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajaran betul-betul sempurna. Ketiga paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti.


           
















BAB III
PENUTUP


Dalam suatu aliran ilmu filsafat modern selalu mempresentasikan dan menggambarkan sesuatu pemikiran tertentu dan tidaklah sama antara pemikiran yang saru denfan yang lain.
Banyak filosof Jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis, yang bebas dari spekulasi Idealisme dan bebas dari dogmatis Positivisme dan Materialisme. Gerakan inilah disebut Neo-Kantianisme, sebagai tokohnya : Wilhelm windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1863-1939).
Filsafat hidup adalah aliran filsafat yang lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan toknologi yang menyebabkan industralisasi semakin pesat.


















DAFTAR PUSTAKA


http://imamalfataach.blogspot.com

Profile penyusun:







Tidak ada komentar:

Posting Komentar