MAKALAH TENTANG
ALIRAN-ALIRAN
ILMU FILSAFAT MODERN
Kelompok 10
Disusun
oleh:
1. Muhammad
Hanif
2. Imam Al Fatah
3.
Nazilaturrohmah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
....................................................................3
Aliran ilmu filsafat..................................................................................3
1. Neo-Kantianisme..............................................................................3
2. Pragmatisme.....................................................................................3
3.
Filsafat Hidup...................................................................................3
4.
Fenomenologi...................................................................................3
5.
Eksistensialisme................................................................................4
6. Neo-Thomisme………………………………………………........4
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
.......................................................................................8
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri kapan filsafat modern dimulai.
Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisi zaman pertengahan
selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance
yang artinya lahir kembali. Dengan bergulirnya zaman dan terus
abad berganti abad yang diisi dengan berbagai macam ragam filsafat sampai
kepada abad ke-18 dan abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran :
Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Positivisme, Evolutionisme, Idealisme
(Jerman), Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat hidup,
Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
Dalam pembahasan makalah ini kami
akan mengangkat pembahasan tentang Filsafat Abad Ke-19 dan ke-20 yang berisi
tentang aliran filsafat Idealisme Jerman, Neo-Kantianisme, Filsafat Hidup dan
Neo-Thomisme.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum yang diberikan
oleh dosen pengajar Ibu Ani Maftuhah S.pdi. dan agar penulis lebih memahami
tentang Filsafat Umum Modern sebagai penjelasan kelanjutan kelompok sebelumnya
tentang aliran-aliran filsafat modern.
C.
Metode Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini penulis mengambil metode kepustakaan yakni mengumpulkan
buku-buku yang diperoleh dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran
aliran ilmu filsafat modern
1. Neo-Kantianisme
Banyak filosof jerman yang tidak
puas terhadap materialism, Positifisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke
filsafat kritis. Dan gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain
Wilhelm Windelband(1848-1915), Herman Cohen (1842-1918),Paul Natrop
(1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).
Istilah
Neo-kantianisme dipandang searti dengan kritikisme yang bergerak dalam dua
aliran, yaitu realisme dan prakmatisme, Pemikirannya lahir untuk mencari
peranan yang dimainkan oleh akal budi manusia dalam proses mengetahui, dan
nilai yang dapat dilekatkan kepada usaha mengetahui, dan mencari hubungan
antara usaha mengetahui ini dengan dunia-luar. Pokok pembahasan neo-kantianisme
membahasa teori pengetahuan yang harus dapat menerangkan bentuk-bentuk
pengetahuan yang berbeda-beda, seperti: pengetahuan sehari-hari, pengetahua
dalam ilmu pengetahuan positif dan filsafat, pengetahuan dalam moral serta
pengetahuan estetik dalam agama serta teologi.
2. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata
pragma yang artinya guna. Maka pragmatism adalah suatu aliran yang benar adalah
apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bemanfaat
secara praktis.
Tokohnya Wiliam james (1842-1910)
lahir di New York, memperkenalkan ide idennya tentang pragmatisme kepada dunia.
Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi fisiologi dan filsafat.
Kelompok pragmatisme bersikap
kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti bentuk-bentuk aliran
materialisme, idealisme dan realisme. Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu
filsafat telah keliru karena mencari hal-hal mutlak, yang ultimate,
esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan sistem kelompok empiris,
dunia yang berubah serta problema-problemanya, dan alam sebagai sesuatu dan
manusia tidak dapat melangkah keluar daripadanya.
William James memandang pemikirannya sendiri sebagai kelanjutan empirisme inggris, namun empirismenya bukan merupakan upaya untuk menyusun kenyataan berdasar atas fakta-fakta lepas sebagai hasil pengamatan. James membedakan dua macam bentuk pengetahuan :
a. Pengetahuan yang langsung diperoleh dengan jalan pengamatan
b. Pengetahuan tidak langsung yang diperoleh dengan melalui pengertian.
Kebenaran itu suatu proses, suatu ide dapat menjadi benar apabila didukung oleh peristiwa-peristiwa sebagai akibat atau buah dari ide itu. Oleh karena kebenaran itu hanya suatu yang potensial, baru setelah verifikasi praktis (berdasarkan hasil/buah pemikiran), kebenaran potensial menjadi real.
3. Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941).
Pada mulanya ia belajar matematika, dan fisika tapi ia terjun ke dalam bidang
filsafat.
Pemikirannya, alam semesta ini merupakan
suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan
implikasi logis.
Pemikiran filsafat Henry Bergson
ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme, subjektivisme, dan
Realitivisme.bahwa, tugas filsafat adalah memberikan pengaruh dalam
tindakan hidup manusia. Untuk itu, filsafat tidak boleh berada dalam pemikiran
metafisika yang tidak ada manfaatnya. Dengan demikian, filsafat harus
berasaskan pada pengalaman, kemudian mengadakan penyelidikan, mampu memberikan
suatu sistem norma-norma dan nilai-nilai.
4. Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata Fenomen
yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semu.
perbedaan yang dibawakan oleh
Kant antara fhenomenon atau penampakkan realitas kepada kesadaran, dan noumenon
atau wujud dari realitas itu sendiri. Froblema untuk mengompromikan realitas
dengan fikiran tentang realitas menjadi lebih sulit karena tidak dapat
mengetahui realitas tanpa hubungan dengan kesadaran, dan tidak dapat mengetahui
kesadaran tanpa hubungan dengan realitas. Seorang filosof itu mengabdikan diri
untuk menembus rahasia, filosof fenomenologi berusaha untuk memecahkan dualisme
itu. Ia memulai tugasnya dengan mengatakan : jika memang ada pemecahan soal,
maka pemecahan tersebut berbunyi “hanya fenomenologi yang tersajikan
kepada kita dan oleh karena itu kita harus melihatnya”. Sebagaimana yang
telah dituliskan oleh Maurice Merleau-Ponty, “Fenomena adalah
daftar-kesadaran-kesadaran sebagai tempatnya alam”
Dan yang lebih penting dalam
filsafat fenomenologi sebagai sumber berpikir yang kritis. Tokohnya Edmund
Husserl (1839-1939), dan pengikutnya max Scheler (1874-1928).
Pemikirannya, bahwa objek/benda
harus di beri kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif
fenomologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah melihat
hakikat gejala-gejala secara intuitif.
5. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal
dari kata = ke
luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan.
Eksistensialisme merupakan aliran
filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar eksistensinya. Artinya,
bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
Pelopornya adalah Soren
Kierkegaard (1831-1855), martin Heidegger,J.P.Sarte, Karl japers, Gabriel
Marcel.
Eksistensialisme, mengatakan bahwa
yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari
bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka, melainkan agar
dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka. Para pendidik eksistensialis
akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada apa yang telah dipelajari
dan di-ketahui oleh anak didik, tetapi yang lebih penting adalah apa yang mampu
mereka ketahui dan alami. Oleh karena itu mereka menolak pendidikan dengan
sistem indoktrinasi.
6. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19,
Gereja katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti
paham Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan gereja terdapat semadam
keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudian akhirnya menjadi suatu
paham Thomas, yaitu : pertama: paham yang menganggap bahwa tujuan Thomas
sudah sempurna. Sebagai tugas kita adalah memberikan tafsir sesuai dengan
keadaan zaman. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas
telah sempurna akan tetapi masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum
dibahas. Sehingga sekarang perlu diadakan penyesuaian sehubungan dengan
pekembangan ilmu pengetahuan Thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh
beranggapan bahwa ajaran betul-betul sempurna. Ketiga
paham yang menganggap
bahwa ajaran Thomas harus diikuti.
BAB III
PENUTUP
Dalam
suatu aliran ilmu filsafat modern selalu mempresentasikan dan menggambarkan
sesuatu pemikiran tertentu dan tidaklah sama antara pemikiran yang saru denfan
yang lain.
Banyak
filosof Jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisme, dan
Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis, yang bebas dari spekulasi
Idealisme dan bebas dari dogmatis Positivisme dan Materialisme. Gerakan inilah
disebut Neo-Kantianisme, sebagai tokohnya : Wilhelm windelband (1848-1915),
Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart
(1863-1939).
Filsafat
hidup adalah aliran filsafat yang lahir akibat dari reaksi dengan adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan toknologi yang menyebabkan industralisasi semakin
pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Profile penyusun: